Thursday, December 20, 2012

Super Junior Love Story (FF) Part #2



“Chanchan :D” sapa Kyuhyun.


“Kenapa?” balas Chanchan tanpa memalingkan wajah dari hpnya.


“Main ke dorm SJ yuk!” ajak Ryeowook.


“Boleh? Emang hyung kalian ga marah?” tanya Raeim keppo.


“Nggalah, ngapain mereka marah? Yang aku takutin malah kalian dikerjain” balas Kyuhyun. Seketika Chanchan, Raeim, dan Ryeowook memandang Kyuhyun heran seakan berkata ‘bukannya yang suka ngerjain orang itu dia sendiri?!’


Kyuhyun yang tidak menyadarinya hanya terseyum aneh pada Chanchan. Setelah itu mereka langsung naik mobil Ryeowook dan pergi ke dorm SJ.


Di dorm...


“Will you marry me?” tanya Sungmin sambil memberikan bunga.


“Yes, I do” jawab Leeteuk.


“Will you marry me?” tanya Sungmin sambil memberikan bunga #lagi.


“Cukup, Minnie... ini sudah yang ke-57 kali sejak pagi tadi, pernyataanmu sudah bagus. Aku yakin dia tidak akan menolakmu!” Kata Leeteuk sambil mengambil bunga tersebut.


“Tapi hyung, aku masih belum yakin... ayo kita coba lagi!” rengek Sungmin dengan puppyeyes-nya.


“Ya sudahlah... tapi setelah ini berikan bayaranku” Leeteuk mengingatkan.


“Iya hyung, kalau uang sih gampang ;)” Sungmin kembali senang.


“Ohh iya, sebenarnya malaikatmu itu siapa?” tanya Leeteuk penasaran.


“Sebenarnya... aku belum pernah melihat wajahnya, hyung” aku Sungmin polos.


“APA?! KAU MAU MELAMAR SESEORANG YANG BAHKAN WAJAHNYAPUN BELUM PERNAH KAU LIHAT?! APA KAU GILA LEE SUNGMIN??????” tanya Leeteuk dengan suara keras.


“Iya, hyung” jawab Sungmin dengan mata berbinar.


Tiba-tiba...


“Ada apa sih ribut-ribut?” tanya Yesung yang baru bangun dari tidur siangnya.


“Tanya sendiri pada dongsaeng-mu ini!!!! Dia sudah mulai gila!” balas Leeteuk.


“Ya sudah... kalau begitu aku tidak mau bayar :P” kata Sungmin.


“Yaaaaaaaaaaa! Kau ini bagaimana?! Aku sudah bantu pura-pura jadi malaikat misteriusmu malah ga dihargain!” Leeteuk protes.


“Tuhkan berisik lagi males ahh... teriak-teriak terus sih =,=” Sungmin ngambek sambil manyun dan berjalan ke luar.


“Minnie-ahh........... ” panggil Leeteuk sambil mengejar Sungmin.


“Kenapa aku jadi ga berinteraksi sama mereka ya?” kata Yesung bingung.


[Maap, authour pas nulis ga tau mau bikin pembicaraan apa ke Yesung-Leeteuk L]


Di depan dorm...


“Minnie-ahh... uangnya mana?” pinta Leeteuk sambil memelas.


“Ehh ada Raeim sama Chanchan :D” sapa Sungmin tanpa menghiraukan Leeteuk.


“Raeim-ahh... ”sapa Leeteuk sambil memegang tangan Raeim.


“Hyung-ahh!” Ryeowook menepis genggaman Leeteuk dari Raeim.


“Ckckckck cemburu ya?! Memang kalian sudah jadian?” tanya Leeteuk penasaran.


“Sudah sejak kejadian 2 tahun yang lalu, Teukie hyung!” jawab Ryeowook.








~Flashback on~



^Ryeowook’s  POV^


Kejadian ini terjadi dua tahun yang lalu... ketika aku duduk di bangku kelas XI SMA seorang gadis kelas VIII yang notabene seorang Ryeosomnia menghampiriku, ia datang 45 menit setelah Victoria memutuskanku.


Aku tahu anak ini seorang Ryeosomnia yang aktif, bahkan ga jarang dia datang ke tempat SJ manggung. Ngobrol dengannya... pasti sudah, karena sekolah kami sama hanya berbeda tingkat. Dia di SMP dan aku di SMA, lebih lagi dia adalah ketua OSIS SMP kami, sedangkan aku... Sekretaris OSIS SMA.


“Oppa... a.. aku..” Raeim.


“Kamu kenapa?” Ryeowook.


“Aku suka Ryeowook oppa” kata Raeim malu-malu.


“Maaf tapi aku ga suka anak kecil” Ryeowook beralasan.


Entah kenapa setelah mengatakan hal itu aku merasa bodoh karena ga sadar kalau perasaan Raeim tulus.


[Padahal ceritanya mereka cuma beda 3 tahun ^...^]


“Aku mengerti J” kata Raeim tegar.


“Kau yakin baik-baik saja?” tanya Ryeowook.


“Iya oppa J kalau begitu aku pamit” kata Raeim dengan senyuman yang terpaksa.


Raeim pulang dengan tatapan hampa dan berkaca-kaca.


“Raeim eonnie, waeyo?” tanya Shin Soohwa, tetangga sekaligus adik kelas di asramanya.


“...” Raeim tak berkata, ia hanya menggelengkan kepala.



Sehari kemudian... aku semakin menyesal, karena saat rapat OSIS SMP-SMA aku ga menemukannya.


“Raeim kemana?” tanyaku khawatir.


“Kayaknya dia sakit, oppa. Soalnya hari ini dia juga ga masuk kelas” jelas Taehwa.


Chanchan yang tidur di kamar sebelah Raeim sangat khawatir, seperti layaknya para ketua, Raeim mendapatkan ruangan spesial yang artinya hanya ia tempati sendiri. Raeim ga sekamar dengan murid manapun. Dan lagi sejak kemarin Raeim belum keluar dari kamarnya.


“Sepertinya aku tahu Raeim kenapa” kata Heecul membuka pembicaraan seusai rapat.


“Kemarin aku tak sengaja melihat Ryeowook dan Raeim di perpustakaan, aku tak tahu apa yang mereka bicarakan tapi.... aku melihat Raeim pergi dengan mata berkaca-kaca” jelas Heecul, seketika pengurus OSIS dalam ruangan itu dengan kompak memandang tajam  ke arah Ryeowook.


“Apa yang kalian lihat?!” kata Ryeowook risih.


Chanchan berbisik pada Taehwa...


“Raeim kan belum makan dari kemarin...”


Hal itu membuatku lebih risih. Langsung saja aku pergi ke kamarnya.



TOKKK!! TOKKK!! TOKKK!!

Aku mengetuk pintu kamarnya dengan kencang, namun nihil tidak ada respon dari dalam. Atas dasar kekhawatiran dan rasa tanggung jawab, kudobrak pintunya dan ternyata di dalam...


“Raeim-ahh... kau baik-baik saja?!” tanyaku.


“I.. ha.. opp.. bha...”


[Maksudnya “iya, oppa”]


“Apa kau meminum racun? Kenapa kau melakukan ini?! Apa kau sudah gila?!” kataku sambil menghampiri Raeim yang mulutnya berbusa.


“Ini pasta gigi, oppa” katanya setelah berkumur.


“KAU INI!!!!!!!!!!! BENAR-BENAR MEMBUATKU KHAWATIR TAHU!!!!!!!” kataku, dan entah kenapa aku langsung memeluknya.


Beberapa menit kemudian...


“Oppa mau minum  apa?” tanya Raeim padaku.


“Air mineral dingin”


“Silahkan” katanya sambil memberikan minuman padaku.


“Terima kasih. Aku mau bertanya...”


“Bertanya apa?”


“Apa kau tidak sekolah hari ini karena kejadian kemarin?”


“Mungkin secara tidak langsung begitu”


“Maksudnya?”


“Iya, kemarin aku pulang sambil menangis dan terus menangis hingga aku tertidur. Aku lupa jam berapa aku tidur semalam, tapi... saat bangun tidur aku terlambat -/+ 30 menit. Jadi aku tidak sekolah” jelas Raeim.


“Ohh begitu...”


“Ahhh oppa, maaf telah membuatmu khawatir”


“Tidak apa-apa, Raeim-ahh...”


“Ya?”


“Sebenarnya... kemarin... aku sangat menyesal telah menolakmu, jadi...”


“Jadi???” tanyanya.


“Jadi, bisakah aku mendapatkan kesempatan untuk menjadi pacarmu?” kataku memberanikan diri.


“Tentu bisa, oppa J” jawabnya dengan senyuman yang ga terpaksa, ga seperti kemarin.


Rasanya bagaikan melepas semua beban yang ada di pundak dan diganti dengan sayap untuk terbang bebas bersamanya... Park Raeim, pacar baruku.


[Maaf kalau Part #2 ini ceritanya lebih serius, abis soal perasaan cinta sih... susah kalau ga serius :P]

2 comments:

Unknown said...

hahaha ciee ciee yang baru jadian ;) #nunjuk diri sendiri =D

Unknown said...

Lah? bukannya udah dari 2 tahun yang lalu? :P