“Chanchan
:D” sapa Kyuhyun.
“Kenapa?”
balas Chanchan tanpa memalingkan wajah dari hpnya.
“Main
ke dorm SJ yuk!” ajak Ryeowook.
“Boleh?
Emang hyung kalian ga marah?” tanya Raeim keppo.
“Nggalah,
ngapain mereka marah? Yang aku takutin malah kalian dikerjain” balas Kyuhyun.
Seketika Chanchan, Raeim, dan Ryeowook memandang Kyuhyun heran seakan berkata
‘bukannya yang suka ngerjain orang itu dia sendiri?!’
Kyuhyun
yang tidak menyadarinya hanya terseyum aneh pada Chanchan. Setelah itu mereka
langsung naik mobil Ryeowook dan pergi ke dorm SJ.
Di
dorm...
“Will
you marry me?” tanya Sungmin sambil memberikan bunga.
“Yes,
I do” jawab Leeteuk.
“Will
you marry me?” tanya Sungmin sambil memberikan bunga #lagi.
“Cukup,
Minnie... ini sudah yang ke-57 kali sejak pagi tadi, pernyataanmu sudah bagus.
Aku yakin dia tidak akan menolakmu!” Kata Leeteuk sambil mengambil bunga
tersebut.
“Tapi
hyung, aku masih belum yakin... ayo kita coba lagi!” rengek Sungmin dengan puppyeyes-nya.
“Ya
sudahlah... tapi setelah ini berikan bayaranku” Leeteuk mengingatkan.
“Iya
hyung, kalau uang sih gampang ;)” Sungmin kembali senang.
“Ohh
iya, sebenarnya malaikatmu itu siapa?” tanya Leeteuk penasaran.
“Sebenarnya...
aku belum pernah melihat wajahnya, hyung” aku Sungmin polos.
“APA?!
KAU MAU MELAMAR SESEORANG YANG BAHKAN WAJAHNYAPUN BELUM PERNAH KAU LIHAT?! APA
KAU GILA LEE SUNGMIN??????” tanya Leeteuk dengan suara keras.
“Iya,
hyung” jawab Sungmin dengan mata berbinar.
Tiba-tiba...
“Ada
apa sih ribut-ribut?” tanya Yesung yang baru bangun dari tidur siangnya.
“Tanya
sendiri pada dongsaeng-mu ini!!!! Dia sudah mulai gila!” balas Leeteuk.
“Ya
sudah... kalau begitu aku tidak mau bayar :P” kata Sungmin.
“Yaaaaaaaaaaa!
Kau ini bagaimana?! Aku sudah bantu pura-pura jadi malaikat misteriusmu malah
ga dihargain!” Leeteuk protes.
“Tuhkan
berisik lagi males ahh... teriak-teriak terus sih =,=” Sungmin ngambek sambil
manyun dan berjalan ke luar.
“Minnie-ahh...........
” panggil Leeteuk sambil mengejar Sungmin.
“Kenapa
aku jadi ga berinteraksi sama mereka ya?” kata Yesung bingung.
[Maap,
authour pas nulis ga tau mau bikin pembicaraan apa ke Yesung-Leeteuk L]
Di
depan dorm...
“Minnie-ahh...
uangnya mana?” pinta Leeteuk sambil memelas.
“Ehh
ada Raeim sama Chanchan :D” sapa Sungmin tanpa menghiraukan Leeteuk.
“Raeim-ahh...
”sapa Leeteuk sambil memegang tangan Raeim.
“Hyung-ahh!”
Ryeowook menepis genggaman Leeteuk dari Raeim.
“Ckckckck
cemburu ya?! Memang kalian sudah jadian?” tanya Leeteuk penasaran.
“Sudah
sejak kejadian 2 tahun yang lalu, Teukie hyung!” jawab Ryeowook.
~Flashback
on~
^Ryeowook’s
POV^
Kejadian
ini terjadi dua tahun yang lalu... ketika aku duduk di bangku kelas XI SMA
seorang gadis kelas VIII yang notabene seorang Ryeosomnia menghampiriku, ia
datang 45 menit setelah Victoria memutuskanku.
Aku
tahu anak ini seorang Ryeosomnia yang aktif, bahkan ga jarang dia datang ke
tempat SJ manggung. Ngobrol dengannya... pasti sudah, karena sekolah kami sama
hanya berbeda tingkat. Dia di SMP dan aku di SMA, lebih lagi dia adalah ketua
OSIS SMP kami, sedangkan aku... Sekretaris OSIS SMA.
“Oppa...
a.. aku..” Raeim.
“Kamu
kenapa?” Ryeowook.
“Aku
suka Ryeowook oppa” kata Raeim malu-malu.
“Maaf
tapi aku ga suka anak kecil” Ryeowook beralasan.
Entah
kenapa setelah mengatakan hal itu aku merasa bodoh karena ga sadar kalau
perasaan Raeim tulus.
[Padahal
ceritanya mereka cuma beda 3 tahun ^...^]
“Aku
mengerti J” kata Raeim tegar.
“Kau
yakin baik-baik saja?” tanya Ryeowook.
“Iya
oppa J kalau begitu aku
pamit” kata Raeim dengan senyuman yang terpaksa.
Raeim
pulang dengan tatapan hampa dan berkaca-kaca.
“Raeim
eonnie, waeyo?” tanya Shin Soohwa, tetangga sekaligus adik kelas di asramanya.
“...”
Raeim tak berkata, ia hanya menggelengkan kepala.
Sehari
kemudian... aku semakin menyesal, karena saat rapat OSIS SMP-SMA aku ga menemukannya.
“Raeim
kemana?” tanyaku khawatir.
“Kayaknya
dia sakit, oppa. Soalnya hari ini dia juga ga masuk kelas” jelas Taehwa.
Chanchan
yang tidur di kamar sebelah Raeim sangat khawatir, seperti layaknya para ketua,
Raeim mendapatkan ruangan spesial yang artinya hanya ia tempati sendiri. Raeim
ga sekamar dengan murid manapun. Dan lagi sejak kemarin Raeim belum keluar dari
kamarnya.
“Sepertinya
aku tahu Raeim kenapa” kata Heecul membuka pembicaraan seusai rapat.
“Kemarin
aku tak sengaja melihat Ryeowook dan Raeim di perpustakaan, aku tak tahu apa
yang mereka bicarakan tapi.... aku melihat Raeim pergi dengan mata berkaca-kaca”
jelas Heecul, seketika pengurus OSIS dalam ruangan itu dengan kompak memandang
tajam ke arah Ryeowook.
“Apa
yang kalian lihat?!” kata Ryeowook risih.
Chanchan
berbisik pada Taehwa...
“Raeim
kan belum makan dari kemarin...”
Hal
itu membuatku lebih risih. Langsung saja aku pergi ke kamarnya.
TOKKK!!
TOKKK!! TOKKK!!
Aku
mengetuk pintu kamarnya dengan kencang, namun nihil tidak ada respon dari
dalam. Atas dasar kekhawatiran dan rasa tanggung jawab, kudobrak pintunya dan
ternyata di dalam...
“Raeim-ahh...
kau baik-baik saja?!” tanyaku.
“I..
ha.. opp.. bha...”
[Maksudnya
“iya, oppa”]
“Apa
kau meminum racun? Kenapa kau melakukan ini?! Apa kau sudah gila?!” kataku
sambil menghampiri Raeim yang mulutnya berbusa.
“Ini
pasta gigi, oppa” katanya setelah berkumur.
“KAU
INI!!!!!!!!!!! BENAR-BENAR MEMBUATKU KHAWATIR TAHU!!!!!!!” kataku, dan entah
kenapa aku langsung memeluknya.
Beberapa
menit kemudian...
“Oppa
mau minum apa?” tanya Raeim padaku.
“Air
mineral dingin”
“Silahkan”
katanya sambil memberikan minuman padaku.
“Terima
kasih. Aku mau bertanya...”
“Bertanya
apa?”
“Apa
kau tidak sekolah hari ini karena kejadian kemarin?”
“Mungkin
secara tidak langsung begitu”
“Maksudnya?”
“Iya,
kemarin aku pulang sambil menangis dan terus menangis hingga aku tertidur. Aku
lupa jam berapa aku tidur semalam, tapi... saat bangun tidur aku terlambat -/+
30 menit. Jadi aku tidak sekolah” jelas Raeim.
“Ohh
begitu...”
“Ahhh
oppa, maaf telah membuatmu khawatir”
“Tidak
apa-apa, Raeim-ahh...”
“Ya?”
“Sebenarnya...
kemarin... aku sangat menyesal telah menolakmu, jadi...”
“Jadi???”
tanyanya.
“Jadi,
bisakah aku mendapatkan kesempatan untuk menjadi pacarmu?” kataku memberanikan
diri.
“Tentu
bisa, oppa J” jawabnya dengan senyuman yang ga
terpaksa, ga seperti kemarin.
Rasanya
bagaikan melepas semua beban yang ada di pundak dan diganti dengan sayap untuk
terbang bebas bersamanya... Park Raeim, pacar baruku.
[Maaf
kalau Part #2 ini ceritanya lebih serius, abis soal perasaan cinta sih... susah
kalau ga serius :P]
2 comments:
hahaha ciee ciee yang baru jadian ;) #nunjuk diri sendiri =D
Lah? bukannya udah dari 2 tahun yang lalu? :P
Post a Comment